Selama konferensi pers yang diadakan setelah kemenangan besar The Boy And The Heron di Oscar, Toshio Suzuki, presiden Studio Ghibli, menjelaskan strategi pemasaran tidak konvensional yang diterapkan untuk film tersebut.

Dalam sambutannya, Suzuki memberikan wawasan ke dalam keputusan untuk tidak mempromosikan film tersebut, karena keinginan Miyazaki untuk merilisnya secara diam-diam. Suzuki menyatakan, “Hayao Miyazaki telah mendedikasikan hidupnya untuk Studio Ghibli. Itu adalah keinginannya untuk merilis film terakhirnya secara diam-diam, tanpa banyak keriuhan. “

Meskipun mengakui tantangan yang ditimbulkan oleh kurangnya publisitas, Suzuki tetap teguh dalam dukungannya terhadap integritas kreatif Miyazaki.

“Itu merupakan gangguan bagi orang-orang yang terlibat, tapi saya yakin kerja keras Miyazaki akan mendapatkan pemahaman mereka. Saya tidak ingin menempatkannya dalam lingkungan di mana dia harus melakukan banyak publisitas,” ungkapnya.

Suzuki mengakui bahwa niat mereka hanyalah untuk mematuhi apa yang normal bagi mereka. Dia menjelaskan bagaimana pendekatan ini secara tidak sengaja berubah menjadi strategi promosi yang disebut “tidak ada promosi”, bahkan Miyazaki terkadang mempertanyakan kurangnya upaya promosi mereka.

Dia kemudian mengakui bahwa mereka telah menerima kemungkinan bahwa jika film tersebut gagal tampil baik karena tidak adanya promosi, hanya sedikit yang dapat mereka lakukan. Namun, melihat ke belakang, Suzuki merasa bahwa pendekatan tersebut tidak akan gagal.

“Kami percaya bahwa kami tidak akan dihukum karena menciptakan apa yang kami inginkan,” tambahnya.

The Boy And The Heron (berjudul How Do You Live), dirilis di Jepang pada 14 Juli 2023. Film ini menjadi film Studio Ghibli pertama yang dirilis IMAX secara bersamaan. Film ini juga menjadi film animasi dan film Jepang pertama yang membuka Festival Film Internasional Toronto ke-48.

Joe Hisashi menggubah musik untuk film anime tersebut. Film ini menampilkan 37 soundtrack termasuk lagu tema. Kenshi Yonezu membawakan lagu tema film tersebut, “Chikyuugi”.

Plot film ini digambarkan sebagai:

Plot film ini berlatarkan Perang Dunia II. Mahito Maki, sang protagonis, adalah seorang anak laki-laki yang secara tragis kehilangan ibunya dalam kebakaran rumah sakit. Ketika ayahnya menikah lagi, mereka pindah dari Tokyo ke rumah pedesaan. Rumah besar ini kebetulan adalah rumah leluhur ibunya, dan istri baru ayahnya adalah saudara perempuan ibunya. Dengan emosi yang kompleks, Masato dipandu oleh seekor bangau abu-abu misterius dan mendapati dirinya melangkah ke dunia yang berbeda.

How Do You Live? terinspirasi oleh novel tahun 1937 dengan judul yang sama oleh Yoshino Genzaburo. Ia menambahkan bahwa buku ini merupakan kisah yang memiliki arti besar bagi tokoh protagonis filmnya.

Sumber: Oricon

Categories: Anime News